Tuesday, June 11th, 2019
PROGRAM KALEIDOSKOP TEKNOLOGI PERTANIAN (KTP) JILID 3
Modernisasi Pertanian, “Solusi Ketahanan Pangan Nasional”
Konsep ketahanan pangan yang dimana semua orang setiap saat memiliki akses ekonomi dan fisik terhadap pangan dan nutrisi yang aman dan memadai dalam memenuhi kebutuhan fisik serta mempunyai pilihan terhadap makanan agar mampu menjalankan aktivitas sehari-hari secara aktif dan sehat. Konsep tersebut tentu sangat berkaitan dengan proses produksi, penyimpanan, penyediaan dan perdagangan baik lokal, nasional maupun global. Menurut FAO (Food Agriculture and Organization), ada empat dimensi “Ketahanan Pangan” yaitu: ketersediaan, akses, penggunaan pangan dan stabilitas dari ketiganya.
Indonesia sebagai salah satu negara agraria memiliki banyak potensi sumber daya alam yang dapat dikembangkan. Pertanian sebagai sektor penting negara mengharuskan pemerintah melakukan berbagai upaya menciptakan inovasi terhadap pertanian, salah satunya dengan mentransformasikan pertanian dari tradisional menjadi modern. Modernisasi pertanian hadir sebagai jawaban atas berbagai permasalahan dalam sektor pertanian. Pertama, terkait permasalahan lahan pertanian. Kedua, masalah permodalan. Ketiga, teknologi yang masih sederhana. Keempat, masalah pemasaran. Selain itu, aspek mutu dari hasil pertanian yang lemah (lebih cepat busuk) sehingga dapat mempengaruhi pemasaran dan turunnya nilai harga. Olehnya, modernisasi merupakan sebuah kebutuhan mendasar bagi sektor pertanian.
Menurut Yudohusudo (1999), bahwa modernisasi pertanian memerlukan prasyarat mendasar meliputi: (1) Pemberian kepada setiap keluarga petani luasan lahan yang memenuhi skala ekonomi (mikro) untuk menjadi sejahtera. (2) Mekanisasi dalam rangka optimalisasi tenaga kerja. (3) Pembangunan pertanian dilakukan secara agrobisnis untuk menjadikan para petani berpikir dan bekerja secara ekonomis, agar dapat meningkatkan kesejahteraannya. (4) Meningkatkan keseimbangan antara kesempatan kerja pertanian dan kesempatan kerja di luar pertanian di desa-desa melalui pembangunan agroindustri desa, agar ketahanan ekonomi rakyat meningkat. (5) Membangun desa-desa menjadi pusat-pusat kegiatan ekonomi.
Implementasi pertanian modern melalui kebijakan pemerintah saat ini antara lain metode budidaya yang lebih baik dan efektif serta penerapan penggunaan alat dan mesin berbasis teknologi mulai dari pengolahan lahan, masa panen hingga pasca panen diharapkan mampu meningkatkan tingkat produksi, biaya produksi dan efisiensi waktu (baca: Kementan). Keberhasilan kebijakan pemerintah terkait sektor pertanian sangat ditentukan oleh bagaimana bentuk atau tindakan kita mendukung atau mewujudkannya melalui pembangunan wilayah dan pertanian modern yang dibangun oleh petani-petani dan usaha yang modern sehingga tercipta pertanian yang progresif, dinamis dan fleksibel. Selain itu, dampak positif modernisasi pertanian diharapkan menyeluruh ke semua elemen masyarakat, tidak hanya pada kelas petani. Sebab, modernisasi pertanian merupakan suatu keharusan dalam proses pembangunan ketahanan pangan nasional.
Sumber:
Bachriadi, D. 2014. Adakah Jalan untuk Kedaulatan Pangan dan Pembaruan Agraria di Indonesia?. ARC Book. Bandung.
Kementrian Pertanian Republik Indonesia. 2017. Modernisasi Pertanian Jadi Andalan Kementan Menghadapi Globalisasi. Dikutip dari: http://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=2267
Yudohusudo. Siswono. 1999. Modernisasi Pertanian Merupakan Harga Mati. Kompas, 22 Maret 1999.
Penulis : Fadhil Ghiyats ( Himpunan Mahasiswa Teknologi Pertanian Universitas Hasanuddin)
Wakil Sekretaris Jenderal IMTPI Periode 2018-2020
PROGRAM KALEIDOSKOP TEKNOLOGI PERTANIAN (KTP) JILID 2
Membangun Pola Pikir Sehat dengan Pangan Fungsional
“Let your food be your medicine, Let your medicine be your food”
Setidaknya kalimat itulah yang membuat saya tergugah ingin menulis sebuah artikel bertemakan pangan fungsional (Functional Food). Kalimat yang tercetus dari manusia visioner yang dianggap sebagai bapak kedokteran yang hidup jauh sebelum Masehi. Dialah HippoKrates, seorang dokter asal Yunani kuno yang telah memberikan banyak sekali gagasan- gagasan hebat terkait ilmu kedokteran sehingga dia dinobatkan sebagai The Father of Western Medicine.
Beliau sangat menganjurkan setiap manusia mengkonsumsi makanan yang bisa menjadi sebuah obat pencegah penyakit. Bahkan jauh sebelum pangan fungsional menjadi tren didunia, kalimat yang dicetuskan HippoKrates sudah menjadi wejangan luar biasa sebagai pegangan dalam mengkonsumsi makanan yang aman dan sehat.
Perkembangan zaman yang sangat pesat pastinya dibarengi dengan perkembangan otak dan cara berpikir manusia yang lebih realistis, sehingga gagasan- gagasan hebat pun muncul dengan sendirinya. Dalam hal ini dunia pangan pun juga ikut berperan untuk membangun dan menciptakan manusia- manusia yang hebat dan kuat.
Apa artinya sebuah kata “Hebat” dan “Kuat” jika banyak penyakit menghambat produktivitas manusia. Studi tentang pangan mempunyai relevansi yang sangat erat dengan Studi kesehatan, karena apapun yang kita makan bisa menentukan kesehatan kita.
Dari banyaknya masalah tentang kesehatan yang muncul akhirnya dunia pangan mengeluarkan sebuah gagasan hebat yang diberi nama pangan fungsional. Sebenarnya apa sih pangan fungsional itu? Fungsinya seperti apa? Apakah pangan fungsional sangat mendukung perkembangan peradapan manusia?
Untuk memahami pangan fungsional itu sendiri, saya akan mengajak kalian untuk kembali ke abad-20, dimana istilah pangan fungsional pertama kali digunakan pada tahun 1980 di negara jepang dengan istilah Foods for Spesified of Health Use (FOSHU). Dari situ istilah pangan fungsional mulai dikenal dan dipelajari lebih lanjut terutama di Indonesia, bahkan pangan fungsional juga menjadi sebuah mata kuliah yang bisa dipelajari di Jurusan food tech.
Menurut BPOM pangan fungsional adalah pangan yang secara alamiah maupun telah diproses yang mengandung satu atau lebih senyawa yang berdasarkan kajian- kajian ilmiah dianggap mempunyai fungsi- fungsi fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan. Pangan fungsional merupakan pangan yang dapat dikonsumsi sebagai menu/ diet yang memenuhi standar mutu. Pangan fungsional harus mengandung senyawa- senyawa bioaktif seperti serat pangan, vitamin, mineral dan lain sebagainya yang dapat mencegah suatu penyakit tertentu.
Di era yang serba maju ini, manusia cenderung menyukai hal- hal yang sifatnya praktis terutama dalam hal memilih makanan. Banyaknya industri- industri makanan yang bermunculan dengan inovasi- inovasi baru untuk memberikan sebuah variasi rasa dan porsi besar kepada konsumen sehingga konsumen berbondong- bondong membeli makanan tersebut, meskipun sebenarnya tidak ada manfaat kesehatan yang didapat dari makanan tersebut. Dari kasus diatas kita bisa melihat orang- orang telah menghilangkan esensi- esensi yang lebih penting dari makanan selain hanya sebatas memberikan rasa dan kekenyangan. Padahal esensi yang lebih penting dari sebuah makanan adalah fungsi kesehatan itu sendiri.
Oleh karena itu pemahaman mengenai pangan fungsional harus terus digembor- gemborkan untuk memberikan konsepsi- konsepsi baru dan membangun sebuah mindset positif mengenai fungsi kesehatan dari makanan. Makanan yang sehat bukan hanya dilihat dari banyaknya kandungan gizi yang tersedia didalam pangan tersebut, faktor kebersihan makanan pun menjadi hal pokok yang harus terus diperhatikan.
Setiap negara memiliki konsepsi masing- masing terkait pangan fungsional. Mereka punya batasan pengertian tersendiri sesuai dengan kebutuhan pangan fungsional untuk warga negara. Jika dilihat dari definisi pangan fungsional di negara jepang, akan sangat berbeda jika dibandingkan dengan definisi pangan fungsional yang ada di Indonesia.
Indonesia merupakan salah satu negara penggiat pangan fungsional di dunia, hal ini dibuktikan dengan adanya sebuah organisasi besar yaitu P3FNI (Perhimpunan Pengiat Pangan Fungsional dan Nutraseutical Indonesia). P3FNI sebagai wadah untuk akademisi guna memberikan sebuah pemahaman terkait pangan fungsional yang lebih komprehensif. P3FNI juga sudah mengembangkan konstribusinya di kancah Internasional bersama dengan International Society for Nutraceutical and Functional Food (ISNFF) seperti di Korea dan China.
Ada banyak sekali produk pangan fungsional yang sudah diperkenalkan di Indonesia, salah satunya adalah beras analog. Beras analog adalah tiruan beras yang berasal dari bahan baku non- beras yang bentuk maupun komposisi gizi yang terkandung di dalamnya mendekati atau melebihi beras (Machmur et al, 2011). Beras analog bisa dibuat dari bahan baku sumber karbohidrat dan serelia serta umbi- umbian seperti ubi jalar (Ipomoea batatas), dan ketela pohon (Herawati dan Widowati, 2009). Produk beras analog sering dikonsumsi untuk penderita diabetes dikarenakan Indeks Glikemiksnya sangat rendah.
Bukan hanya beras analog saja, produk- produk pangan fungsional yang muncul di Indonesia bahkan di dunia sudah sangat variatif. Tetapi dunia masih membutuhkan inovasi- inovasi pangan terutama pangan fungsional guna menunjang kehidupan manusia yang lebih baik lagi. Maka dari itu sebagai manusia yang paham dalam bidang pangan, kita mempunyai kewajiban dan tuntutan untuk memajukan dan mengembangkan pangan, bukan hanya sebatas nikmat untuk dikonsumsi melainkan harus memiliki fungsi kesehatan untuk mencegah berbagai macam penyakit degenerative.
Penulis : MUHAMMAD SAIFUL ISLAM (BEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS SEMARANG)
PROGRAM KALEIDOSKOP TEKNOLOGI PERTANIAN (KTP) JILID 1
“ PENERAPAN KEILMUAN TEKNOLOGI PERTANIAN MENJADI SOLUSI DITENGAH PERMASALAHAN LAHAN PERTANIAN ”
Indonesia sebagai Negara agraris yang memiliki jumlah penduduk terbesar ke 4 di dunia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik menunjukan bahwa pada tahun 2018 jumlah penduduk Indonesia mencapai 266.927.712 jiwa. Angka ini bertambah sebanyak 4 juta penduduk dibandingakan tahun 2017. Hal ini menunjukan adanya laju pertumbuhan penduduk indonesia berada disekitaran 4-8% per tahun, sehingga di tahun 2019 ini di prediksi jumlah penduduk indonesia mencapai 270 juta Jiwa. Tingginya laju pertumbuhan penduduk mengakibatkan bertambahnya kebutuhan pangan yang harus dipenuhi. Di sisi lain, pertumbuhan penduduk membuat jumlah lahan mulai berkurang. Berkurangnya lahan ini lebih banyak disebabkan alih fungsi lahan pertanian atau perkebunan yang digunakan untuk membangun perumahan rakyat, apartemen, mall, dan fasilitas umum lainnya. Selain itu alih fungsi lahan juga disebabkan oleh adanya pembangunan fasilitas negara yang dibutuhkan oleh masyarakat seperti PLTU (sejenisnya), Waduk, Perkantoran, Bandara dan lainnya. Hal ini sudah diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia nomor 2 Tahun 2012 Pasal 10 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Alih fungsi lahan juga terjadi dikarenakan adanya sumber daya alam yang berada di lahan tersebut.
Menurut data dari BPS, menunjukan adanya penurunan jumlah lahan yang signifikan dari tahun 2017 ke tahun 2018. Pada tahun 2017, jumlah lahan sebanyak 7,75 juta hektare sedangkan pada tahun 2018 menurun menjadi 7,1 juta hektare. Fakta ini cukup membuat kita gelisah akan adanya kemungkinan terus berkurangnya lahan pertanian di indonesia. Berkurangnya lahan pertanian ini berpotensi menurunkan jumlah hasil pertanian/perkebunan seperti padi, jagung, tebu, dan lainnya. Hal ini berbanding terbalik dengan laju pertumbuhan indonesia yang menuntut naiknya jumlah kebutuhan pangan yang harus dipenuhi.
Berkurangnya jumlah lahan pertanian, tentu harus mendapatkan perhatian yang intesif dari semua elemen, khusus pemerintah pusat maupun daerah. Dibutuhkan komitmen dari pemerintah pusat dan daerah dengan mengeluarkan kebijakan dan peraturan yang dapat menjamin ketersedian lahan pertanian sebagai sumber kebutuhan pemenuhan pangan bagi masyarakat. Aturan tata kota, terkait zonasi perumahan dan industri perlu diatur lagi. Selain itu, berkurangnya lahan juga harus menjadi perhatian bagi para akademisi lintas sektor. Dari sektor pertambangan, industri, lingkungan dan tentunya sektor pertanian. Perlu beberapa konsep baru di sektor pertanian yang memungkinkan produksi bahan pangan dengan memanfaatkan lahan yang sempit. Hal ini diakomodir dengan adanya disiplin Ilmu Teknologi Pertanian yang memilki concern dibidang sistem, rekayasa, teknologi dan manajemen Pertanian.
Disiplin Ilmu teknologi Pertanian seharusnya mendapat perhatian khusus dari pemerintah sebagai solusi untuk mengembangkan pertanian indonesia yang modern ditengah tantangan berkurangnya lahan pertanian namun bertambahnya kebutuhan pangan. Berdasarkan data dari Ikatan Mahasiswa Teknologi Pertanian Indonesia (IMTPI), saat ini setidaknya lebih dari 50 Institusi perguruan tinggi ( Politeknik, Politani, institut dan Universitas) yang memilki Program studi Teknologi Pertanian ( Teknologi Hasil Pertanian, Teknologi Industri Pertanian, Teknik Pertanian dan sejenisnya). Hal ini merupakan harapan baru bagi sektor pertanian indonesia untuk menjadi lebih modern ditengah situasi yang kritis ini. Pertanian Indonesia harus bisa dikembangkan dengan memanfaatkan teknologi yang nantinya mengurangi ketergantungan dengan kondisi alam, jumlah lahan, hama penyakit dan lainnya. Selain itu perlu peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia di bidang pertanian untuk menunjang modernisasi pertanian, agar nantinya dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia, Terutama oleh Petani Indonesia.
Program Wilayah 1 [WEEKLY TECH #7]
Assalamu’alaikum IMTPI’ers.
Nah mimin post inovasi inovasi dalam pertanian yg tentunya akan memudahkan petani dong.. Gaes, pernah ga sih kalian lihat petani yg sedang menanam padi,? Pasti capek banget kan ya? Harus bungkuk- bungkuk di terik panas matahari.. nah weekly tech hari ini bisa memudahkan petani nih.. Yap.. dia adalah RICE TRANSPLANTER yang akan memudahkan dalam proses penanaman padi.
Kelebihan mesin ini banyak sob antara lain:
Sumber : http://Www.litbang.pertanian.go.id
Program Wilayah 1 [WEEKLY TECH #6]
Assalamualaikum imtpi’ers…
Weekly tech hadir lagii.. sekarang membahas tentang combine harvester padi
Alat canggih ini tentunya akan memudahkan pekerjaan petani petani dong yaa, kelebihan mesin ini adalah :
Sumber : http://sulbar.litbang.pertanian.go.id
Program Wilayah 1 [WEEKLY TECH #5]
Assalamualaikum IMTPI’ers..
Kita akan membahas tentang MINI TILLER.
Penasaran kan??
Tiller atau lebih dikenal dengan sebutan mesin bajak adalah sebuah mesin yang digunakan untuk usaha pertanian. Jenis mesin yang satu ini juga lebih dikenal orang sebagai traktor. Ada beberapa jenis traktor yang bisa anda pilih untuk mengolah lahan pertanian, seperti halnya traktor untuk dataran rendah dan juga traktor yang digunakan untuk tipe lahan lainnya.
Nah untuk keunggulan mini tiller atau traktor kebun ini adalah:
Sumber:http://www.loncin.co.id/mesinpembajak.php
Program Wilayah 1 [WEEKLY TECH #4]
Assalamualaikum IMTPI’ers
Nah kali ini kita bakalan bahas ttg gula semut nih.. Iyaa gula semuut, gula yang warna coklat itu loo, gula yg ukurannya keciil banget.
Nah gula semut ini dibuat dr nira guys, setelah niranya jadi karamel, diaduk deh kuat kuat sehingga jadi gula semut ini nih.
Nah banyak banget lo kelebihan gula semut ini sob, cocok banget bagi kamu kamu yg sedang program diet, ups..
Tag temennya yg lagi diet yaa,
Karna kalorinya rendah sob, tapi rasanya manis.
Selain itu, Kelebihan dari gula semut adalah
Sumber: http://bali.litbang.pertanian.go.id
Program Wilayah 1 [WEEKLY TECH #3]
Assalamualaikum IMTPI’ers..
Tentunya dengan teknologi yang bakalan memudahkan petani kita dong yaa.
Kali ini apa min?
Sebelumnya pernah ga sii kalian ngeliatin petani ngebajak sawahnya pakai cangkul atau bajak? Sepertinya susah kan ya? Melelahkan kan ya? Nah.. weekly tech kali ini dapat membantu banget nih sob.
Kali ini tentang hand tractor. Yap.. pasti udah sering liat kan ya??
Hand tracktor dapat mempercepat pengolahan lahan yang sangat mudah dioperasikan nih sob.
Dan baanyak lagi kelebihan hand tractor yang memudahkan petani petani kita sob, Yaitu:
Stay tune untuk weekly tech selanjutnya yaa
Sumber: http://Www.drn.go.id
Program Wilayah 1 [WEEKLY TECH #2]
Hola IMTPI’ers.
Weekly tech comeback nih.. Yuhu.. sekarang kita bahas tentang vacuum frying.
Sebelumnya IMTPI’ers semua udah pernah belum nyicipin produk hasil vacuum frying ini? Keripik nangka misalnya?
Nah apa yg sobat rasakan saat makan keripik nangka tersebut? Enak kan ya? Aroma, rasa dan warnanya gak berubah sedikitpun.
Just like a magic right?
Nah prinsip vacuum frying ini adalah dengan penggorengan vacum, yap.. dengan tekanan dibawah 1 atm.. Nah pada vacuum frying ini kita bakalan menggoreng dengan suhu rendah, makanya warna, rasa dan aromanya gak berubah.
Banyak banget keuntungan/manfaat menggoreng dengan vacuum frying ini sob, yaitu:
Sumber: e.journal.kemenperin.go.id
Program Wilayah 1 [WEEKLY TECH #1]
Assalamu’alaikum IMTPI’ers.. apa kabarnya nih? Sehat sehat aja dong yaa?
Nah.. weekly tech kali ini bakalan ngebahas tentang sistem Mina Padi, udah pada tau belum sama sistem ini??
Mina padi (dari mina = “ikan” dan padi) adalah suatu bentuk usaha tani gabungan (combined farming) yang memanfaatkan genangan air sawah yang tengah ditanami padi sebagai kolam untuk budidaya yang memaksimalkan hasil tanah sawah. Mina padi dengan demikian meningkatkan efisiensi lahan karena satu lahan menjadi sarana untuk budidaya dua komoditas pertanian sekaligus.
Nah menggunakan sistem Mina Padi ini bagus banget lho sob, nah berikut beberapa kelebihan dari sistem ini.:
1. Membantu meningkatkan kesuburan lahan.
2. Menekan pertumbuhan gulma.
3. Mengurangi penggunaan pupuk kimia.
4. Mengurangi hama.
5. Meningkatkan penghasilan petani.
6. Memaksimalkan penggunaan lahan.
Nah, efisien banget kan IMTPI’ers, penggunaan sistem ini.
Nah, jangan diam aja. Ayo kita sebarkan informasi berharga ini ke petani petani daerah kita, sehingga petani kita lebih jaya .
Referensi dari : www.menteripertanian.com dan www.kkp.go.id